Sabtu, 24 Juli 2010

Golkar Makassar Akan Uji Pengakuan Roem

Terkait Rencana Pencopotan Ambas ; Syahrul Mengaku Tak Tahu

Makassar, Tribun - DPD II Golkar Makassar dipastkan akan menggelar pleno untuk menindaklanjuti rencana pencopotan Pelaksana tugas ketua Ambas Syam dari jabatannya oleh DPD I Golkar Sulsel.
Keputusan dalam pleno tersebut nantinya menentukan lanjut atau tidaknya kepemimpinan Ambas Syam di Golkar Makassar.
Sekretaris Golkar Makassar Farouk M Betta mengatakan secepat mungkin pihaknya akan menyelenggarakan pleno dengan pengurus dan DPC-DPC untuk membuktikan ada atau tidaknya aspirasi yang dimaksud oleh korwil.
"Kita akan adakan pleno untuk membuktikan aspirasi dari bawah yang dimaksud itu ada atau tidak, sampai sekarang kan kita tidak tahu aspirasi mana yang dimaksud," kata Ketua Fraksi Partai Golkar Kota Makassar tersebut.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel Moh Roem mengatakan, rencana pencopotan Ambas berdasar aspirasi dari internal pengurus DPD II Golkar Makassar.
Anehnya, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Golkar Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengaku belum mengetahui rencana pergantian Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD II Partai Golkar Makassar Ambas Syam.
Syahrul menyerahkan persoalan tersebut ke Wakil Ketua Golkar Sulsel Moh Roem. "Saya belum tahu hal itu. Saya tidak mendalami persoalan teknis. Coba tanya ke Roem," kata Syahrul yang juga Gubernur Sulsel di Makassar, Jumat (23/7).
Syahrul bahkan mengaku kadang hanya menjadi "pendengar setia" dalam rapat-rapat Golkar.
"Biasanya juga kalau rapat saya hanya sebatas menjadi pendengar dan penengah," ujar Syahrul berkelakar.
Roem yang ditemui kemarin enggan berkomentar lebih jauh mengenai rencana pergantian tersebut. "Belum final ada (pergantian). Langsung tanyakan ke korwilnya (Yagkin)," jelasnya.
Dihubungi terpisah, Koordinator Wilayah Golkar Kota Makassar Andi Yagkin Padjalangi. Katanya, usulan penggantian Ambas bukan atas keinginan pengurus DPD I namun berdasar aspirasi beberapa pengurus di internal DPD II.
Ketua Komisi E DPRD Sulsel tersebut enggan untuk mengungkap identitas yang bersangkutan. Untuk menyikapinya ia telah minta Ambas untuk membawanya dalam pleno agar tidak meluas.
"Saya tidak mau menyebutkan siapa dia, yang jelas itu awalnya dari internal mereka. Di Golkar Makssar ada Mone (Nasran Mone), ada Yugo (Yusuf Gunco), ada Haris (Haris Yasin Limpo), dan masih banyak yang lainnya," ujar Yagkin sambil tersenyum.
Ia menjelaskan, masalah tersebut awalnya berupa kekecewaan dalam berbagai 'obrolan pinggir jalan' yang kemudian dilaporkan padanya.
Jika memang dalam pleno tersebut mayoritas DPD masih menghendaki Ambas Syam memimpin Golkar maka akan dilanjutkan, namun jika harus diganti maka yang paling berpeluang menggantikannya adalah para wakil ketua di Golkar Makassar.
Menurutnya, prodan kontra dalam sebuah kepemimpinan dalam berorganisasi adalah hal yang wajar, tidak mungkin seorang pemimpin dapat memuaskan semua anggotanya.
"Saya masih menilainya wajar. Saya pun sebagai korwil pasti ada yang suka dan ada yang tidak suka, tidak mungkin bisa memuaskan semuanya," katanya.(cr7)

Ilham: Saya Bukan Golkar Lagi

MANTAN Ketua DPD I Golkar Sulsel Ilham Arief Sirajuddin saat dimintai komentarnya soal rencana pencopotan pelaksana tugas ketua DPD II Golkar Makassar Ambas Syam enggan untuk berkomentar tentang hal tersebut.
"Saya bukan lagi orang Golkar. Saya sekarang di Nasional Demokrat, " kata Ilham sambil tertawa.
Ilham lebih memilih diam dan tidak mengomentari rencana pencopotan Ambas Syam sebagai Plt Ketua Golkar Makassar karena kahwatir justru semakin memperkeruh suasana.
Ambas ditunjuk sebagai Plt Ketua DPD II Golkar Makassar saat Ilham menjabat sebagai ketua DPD I Golkar Sulsel. Surat keputusan pengangkatan Ambas sebagai ketua pun ditandatangani oleh Ilham
"Saya tidak perlu tanggapi itu. Nanti tambah memperkeruh suasana," kata Ilham.(cr7)

Preman Biang Kerok Demo Ricuh Mahasiswa

Dari Diskusi Meja Bundar untuk Makassar Damai (1)

WALI Kota Makassar Ilham Arif Sirajuddin menantang mahasiswa Makassar untuk menyepakati komitmen dan aturan pola pergerakan agar tidak lagi mengganggu kepentingan dan ketertiban umum.
Tantangan tersebut dilontarkan Ilham dalam serial keenam diskusi meja bundar di Warkop Phoenam, Jl Boulevard, Makassar, Jumat (23/7). Sesi tersebut mengusung tema Pengaruh Aksi Demonstrasi Mahasiswa Terhadap Iklim Investasi dan Ekonomi di Sulsel.
Hadir sebagai pembicara, Ketua HIPMI Sulsel Yudhi Ondong, pakar ekonomi Unhas Dr Idrus Taba, dan sejumlah perwakilan aktivis dan mantan aktivis mahasiswa di Makassar. Diskusi tersebut kembali Ilham.
Belakangan, turut bergabung mantan anggota DPR RI Ali Mochtar Ngabalin dan pakar komunikasi politik Effendy Ghazali yang mengaku datang jauh-jauh dari Jakarta untuk minum kopi dengan Ilham.
Idrus Taba memulai pembicaraannya dengan mencoba memetakan kelompok mahasiswa yang ada di Makassar. Menurutnya, ada mahasiswa aktivis tulen, aktivis penggembira, mahasiswa skeptis yang hanya tahu kampus, kost, dan kampung, serta mahasiswa preman.
Untuk golongan terakhir, meskipun jumlahnya sedikit namun rupanya masih berpengaruh terhadap iklim mahasiswa di kampus. Golongan tersebut lebih cenderung mengeruk keuntungan ekonomi ketimbang belajar.
"Tidak bisa dipungkiri, golongan terakhir ini masih banyak memengaruhi iklim kampus dan mereka lebih banyak mengeruk keuntungan ekonomi di kampus," kata Idrus.
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Sulsel Yudhi menambahkan, maraknya aksi demontrasi mahasiswa yang diberitakan dalam berbagai media memberikan pengaruh negatif terhadap iklim investasi.
Sebagai pakar komunikasi, Effendy mengatakan setidaknya ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya aksi "ngotot" mahasiswa Makassar saat aksi di jalan raya.
Persoalan karakter mahasiswa Makasar yang tegas, tuntas, dan tidak suka dengan hal-hal yang ditutup-tutupi diakui sebagai ranking pertama penyebab kerapnya demo mereka berakhir ricuh.
Selanjutnya persoalan tradisi yang sudah terlanjut tertanam dalam benak mahasiswa, kalau tidak bentrok tidak seru dan tidak ramai.
"Dan yang terakhir adanya modifikasi dari industri media utamanya media elektronik yang lebih memilih memuat kerusuhan," kata Juru Bicara Republik Mimpi tersebut. (syekhuddin)

Rudiyanto Rombak Ketua DPC

Makassar, Tribun - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Sulsel akan melakukan seleksi figur untuk menjadi ketua dewan pimpinan cabang (DPC) se-Sulsel.
Figur yang berminat menakhodai partai besutan Prabowo Subiyanto di daerah ini akan menjalani uji kelayakan secara ketat. Saat ini, dilakukan uji kelayakan untuk 10 ketua DPC kabupaten/ kota.
Ketua DPC Gerindra di 10 daerah tersebut "dipangkas" dengan berbagai alasan dan pertimbangan.
Ketua Gerindra Sulsel Rudiyanto Asapa bersama sejumlah pengurus DPP akan turun tangan melakukan uji kelayakan.
Rudiyanto di rumah jabatan Gubernur Sulsel, Jl Sungai Tangka, Jumat (23/7), mengatakan, uji kelayakan tersebut dipusatkan di Kantor Gerindra Sulsel, Jl Dr Ratulangi, Makassar.
"Sudah ada delapan kabupaten yang melakukan fit and propert tes. Sedang berlangsung dua kabupaten hari ini (kemarin)," kata Rudiyanto yang juga Bupati Sinjai.
Mantan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar ini menjelaskan, langkah ini dilakukan untuk mencari calon pemimpin partai yang memiliki kemampuan dan kompetensi.
Cara ini juga akan dilakukan untuk calon Ketua DPC Gerindra di 24 kabupaten se-Sulsel.
Sejumlah Ketua DPC di era kepemimpinan Chalik Suang dipastikan digeser. Sebelumnya, DPC Gerindra Parepare Alimuddin ikut "berteriak" atas penunjukan Rudiyanto dan formatur versi DPP. Pernyataan ini didukung sejumlah Ketua DPC yang juga dikenal akrab dengan Ketua DPC Gerindra Makassar Zachbidin Jis Habie yang menjadi salah satu deklarator partai di Sulsel.
Dikonfirmasi terpisah Wakil Ketua DPD Gerindra Sulsel Suardi Tahir mengatakan saat ini proses fit and propert tes terus berlangsung di antaranya Bulukumba, Bone, Maros, Pangkep, dan Enrekang. Menyusul Wajo, Parepare, Sidrap, dan Jeneponto.(axa)

Hanya 20 Persen Wajah Lama
SETELAH dilantik memimpin Gerindra Sulsel, beberapa waktu lalu, Rudiyanto Asapa yang sebelumnya menjabat Ketua DPD I Partai RepubliKAN mengaku memprioritaskan konsolidasi organisasi di awal kepemimpinannya. Selain itu, kabinet Rudiyanto terus mengevaluasi dan meninjau posisi kepengurusan di seluruh daerah hingga tingkat kecamatan.
Pengisian posisi yang selama ini dinilai kurang maksimal juga akan dilakukan. DPD Gerindra Sulsel melakukan inventarisasi hingga ke tingkat pengurus anak cabang (PAC) dan ranting. Pihaknya, juga akan mengevaluasi kinerja legislator Gerindra di DPRD dan jika dinilai tidak bisa berbuat maksimal akan dilakukan pergantian (reshuffle).
Kabinet Rudiyanto mayoritas didominasi wajah baru. Mantan Politisi PDIP Sulsel ini hanya mempertahankan sekitar 20 persen wajah lama. Legislator DPRD Sulsel Chalik Suang menjadi salah satu yang terpental dari kepengurusan.(axa)
sedang diseleksi
Ketua DPC Bulukumba
Ketua DPC Bone
Ketua DPC Maros
Ketua DPC Pangkep
Ketua DPC Enrekang
Ketua DPC Wajo
Ketua DPC Parepare
Ketua DPC Sidrap
Ketua DPC Jeneponto

Legislator PAN Ramai-ramai Bela Ashabul Kahfi

Makassar, Tribun -- DPD PAN wilayah selatan Sulsel dipastikan mengarahkan mendukungnya kepada ketua Incumbent PAN Sulsel Ashabul Kahfi dalam muswil sekaligus membantah pernyataan calon ketua PAN Sulsel lainnya Yusran Paris.
Ketua DPD PAN Jeneponto Carlos mengatatakan bukan hanya DPD Kota Makassar yang telah menuangkan dukungan hasil pleno, pihaknya dan sejumlah DPD PAN di bagian selatan-selatan Sulsel seperti Takalar, Bantaeng, Bulukumba, dan Sinjai pun telah bulat mendukung Kahfi.
"Ngawur itu kalau dibilang cuma Makassar yang sudah pleno, Jeneponto dan kawasan selatan-selatan pun sudah menggelar pleno dan hasilnya, kami sepakat untuk bulat mendukung Pak Kahfi," kata Carlos kepada Tribun, Jumat (23/7)
Ia menambahkan dari hasil komunikasinya dengan DPD PAN Sinjai, Bulukumba, Takalar, dan Bantaeng, mereka sepakat untuk kembali mendukung Kahfi di muswil.
Menurutnya, Kahfi masih sangat layak memimpin PAN Sulsel untuk satu periode ke depan, bukan hanya karena pembawaan Kahfi yang tenang tapi juga karena keberhasilannya memimpin PAN di Sulsel.
Terpisah, legislator PAN Sulsel Ilham Burhanuddin pun mengaku siap mendukung Kahfi. Menurutnya, Kahfi masih layak diberikan kesempatan untuk kembali menakhodai PAN Sulsel karena telah terbukti berhasil membawa PAN dalam jajaran partai yang diperhitungkan di Sulsel.
Ketua Fraksi PAN Sulsel Doddy Amiruddin pun mengatakan hal yang sama, sejak semula ia mengaku mendukung Kahfi untuk kembali memimpin PAN Sulsel karena mampu merangkul berbagai karakter kader PAN.
Ia hanya meminta, jika kembali terpilih, Kahfi harus berani melakukan perubahan atau pembenahan sistem di organisasi partai.
Sebelumnya, Ketua Komisi C DPRD Sulsel yang juga kader PAN Sulsel Buhari Kahhar Mudzakar menyatakan kesiapannya untuk all out mendukung Kahfi dalam muswil. Ia bahkan siap memboikot muswil jika DPP tidak memberi rekomendasi kepada Kahfi. (cr7)

Golkar Sulsel Copot Ambas Syam

Sebagai Plt Ketua Golkar Kota Makassar

Makassar, Tribun - Kabar mengejutkan datang dari DPD I Partai Golkar Sulsel, Kamis (22/7).
Saat jadwal pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Golkar Kota Makassar masih simpang siur dan dinanti-nantikan, DPD I Golkar Sulsel justru mencopot Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Golkar Makassar, Ambas Syam.
Pencopotan Ambas yang sejak Januari 2010 lalu menyatakan siap menggelar Musda Golkar Makassar disebut-sebut sejumlah kalangan sebagai bagian dari strategi kelompok tertentu untuk memenangkan kandidatnya di Musda Golkar Makassar kelak.
Pencopotan Ambas tersebut disampaikan Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel Moh Roem di DPRD Sulsel, kemarin.
Roem memastikan Ambas tidak dapat lagi mengawal Golkar Makassar hingga pelaksanaan musda.
DPD I Golkar Sulsel melalui Koordinator Wilayah Golkar Makassar Yagkin A Padjalangi tengah menggodok kemungkinan mencopotnya dan mencarikan pengganti mantan anggota DPRD Kota Makassar tersebut dari unsur pengurus DPD II Partai Golkar Makassar.
Roem mengatakan yang paling berpeluang menggantikan Ambas adalah salah satu unsur wakil ketua di kepengurusan Golkar Makassar.
"Yang jelas yang akan menggantikannya bukan sekretaris, karena kalau sekretaris yang gantikan otomatis kursinya yang menjadi kosong, kemungkinan salah satu dari wakil ketua," kata Roem di DPRD Sulsel. Sekretaris Golkar Makassar sekarang masih dipegang Farouk M Betta.
Menurut Roem, saat Ambas diangkat menjadi plt menggantikan Ilham Arief Sirajuddin, ia masih berstatus pengurus DPD I, padahal seharusnya secara struktural organisasi, pengganti Ilham waktu itu harus dari pengurus Golkar Makassar sendiri.
Menurutnya, salah satu pertimbangan mengganti Ambas karena banyaknya aspirasi dari bawah yang masuk ke Korwil Golkar Makassar menghendaki agar Plt Ketua Golkar Makassar digantikan oleh kader Golkar Makassar.
"Kalau saya sendiri masih melihat tidak ada masalah. Dalam kepemimpinannya semuanya berjalan lancar, tapi karena banyaknya masukan dari bawah yang disampaikan ke korwil maka DPD I segera menyikapinya," ujarnya. (Syekhuddin)